Pembuatan Balok Beton Prategang
A.
Metode
Pembuatan Beton Prategang
Seperti
yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang tahan terhadap
tekanan, akan tetapi tidak tahan terhadap tarikan. Sedangkan baja adalah suatu
material yang sangat tahan terhadap tarikan. Dengan mengkombinasikan antara
beton dan baja dimana nanti akan disebut sebagai beton bertulang . Jadi pada
beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik
dipikul oleh baja sebagai penulangan . Sehingga pada beton bertulang, penampang
beton tidak 100% efektif digunakan, karena bagian yang tertarik tidak
diperhitungkan sebagai pemikul tegangan.
Pada struktur dengan bentang
yang panjang, struktur beton bertulang biasa tidak cukup untuk menahan tegangan
lentur sehingga terjadi retak-retak di daerah yang mempunyai tegangan lentur,
geser,atau puntir yang tinggi. Untuk mengatasi keretakan serta berbagai
keterbatasan yang lain maka dilakukan penegangan (gaya konsentris) pada
struktur beton bertulang dalam arah longitudinal. Gaya konsentris bekerja
dengancara mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada
kondisi beban kerja, yang meningkatkan kapasitas lentur, geser,dan torsional
penampang. Jika kapasitas lentur, geser, dan torsional beton meningkat, maka
penampang beton elastis sehingga kapasitas tekan beton dapat dimanfaatkan
secara efektif pada semua beban bekerja. Beton yang telah mengalami penegangan
ini disebut beton pratekan (prestress concrete)
Ada
2 jenis beton pratekan berdasarkan cara membuatnya, yaitu prestress pretension
concrete dan prestress post tension concrete. Untuk menjelaskan perbedaan antara
kedua jenis beton tersebut, dibawah ini dijelaskan cara pembuatan kedua beton
tersebut.
Pretension ( pra tarik)
1. Tendon
( kabel ) dan tulangan dipasang di cetakan beton
Gambar 1. Pemasangan tulangan di cetakan
Gambar 2 dan 3. Pemasangan tendon di cetakan
2. Tendon
ditarik dengan gaya sebesar 70% dari kekuatan ultimatenya dan dijangkar di abudment
tetap
Gambar 4. Penjangkaran tendon di abudment tetap
3. Cor
beton di cetakan kemudian tunggu hingga beton mengering
Gambar 5. Pengecoran beton
4. Setelah
beton mengering, potong kabel, karena kabel mengalami gaya tarik di bagian
bawahnya, secara otomatis saat kabel dipotong, beton akan mengalami tekanan,
sehingga beton mengalami lendutan ke atas (melawan lendutan ke bawah akibat
gaya)
Gambar 6. Pemotongan beton pratekan
5. Beton
siap digunakan
Post Tension ( Pasca Tarik )
1. Siapkan
formwork dan pasang tulangan di cetakan
Gambar 7. Penulangan di formwork
2. Pasang
selongsong ( tempat tendon akan dimasukan )
3. Pasang
tendon di selongsong
Gambar 8. Pemasangan tendon
4.
Pasang grouting
Gambar 9. Pemasangan Grouting
5. Cor
beton di cetakan, kemudian tunggu hingga beton mengering
Gambar 10. Beton yang sudah di cor dan mengering
Gambar 11. Tampak samping selongsong dan tendon
6. Setelah
beton mengering, pasang dead end anchor di satu sisi beton, tujuan penjangkaran
ini adalah untuk menghindari pergerakan tendon dari sisi beton lainya yang akan
ditarik.
Gambar 12. Penjangkaran
7. Pada
sisi lainya, pasang stressing anchor dan tarik menggunakan hydraulic-jack,
tendon dalam setiap duct dapat ditarik secara bergantian tiap tendon atau
bersamaan
Gambar 13. Tendon ditarik dengan hydraulic jack
8.
Potong tendon yang berlebih
9. Pasang
jangkar di sisi yang sudah di tarik.
Gambar 14. Contoh pemasangan stressing anchor dan
dead end anchor
10. Tarik
sisi lainya dengan hydraulic-jack
Gambar 15. Stressing Anchor
Gambar 16. Dead-End Anchor
Gambar 17. Hydraulic-Jack
B. Tahapan Konstruksi Tiang Pancang,
Tiang Bor, dan Tiang Franki
Tiang Pancang
Tiang pancang adalah tiang yang digunakan
sebagai tiang pondasi yang biasanya terbuat dari baja. Berikut adalah tahapan
pemasangan tiang pancang :
1.
Penandaan lokasi titik-titik tanah yang
akan dipancang
Gambar 18. Seorang petugas konstruksi menandai titik
tanah yang akan dipancang
2.
Pengangkutan tiang pancang dengan crane
Gambar 19. Tiang pancang diangkat dan diberdirikan
oleh crane
3.
Pemancangan tiang pancang dengan hammer
dengan cara diketuk, karena menimbulkan suara yang bising, sekarang ada alat
pemancang yang bisa menekan tiang pancang (tidak diketuk) sehingga
meminimalisir kebisingan.
Gambar 20. Tiang pancang diketuk dengan hammer
4.
Bila tiang akan dipancang lebih dari 1
tiang dalam satu titik, dapat langsung dipancang diatas tiang yang sudah
dipancang.
Tiang
Bor
Tiang
bor dibuat dari beton bertulang, dan jenis tiang bor ini memiliki daya dukung
yang jauh lebih besar dibanding tiang pancang. Untuk memperbesar daya dukung
tiang bor dan menambah kekuatan tank, pada pangkalnya dapat dibuat bendolan
yang membesar (end bearing capacity)
Pada
pelaksanaan tiang bor, dipancang pipa casing terlebih dahulu, kemudian
dilakukan pengeboran tanah. Untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan tanah,
maka selama pengeboran lubang diisi bentonite. Setelah elevasi bor tercapai
(diperiksa jenis tanah diujung pengeboran), maka dimasukkan tulangan dan dicor
beton tkmgan rnenggunakan pipa termi.
1. Mengebor
tanah pada titik-titik yang telah ditetapkan, bila perlu rnenggunakan pipa
casing, sampai kedalaman yang dipasang pipa casing.
2. Mengebor tanah sampai kedalaman yang
direncanakan, bila kondisi tanahnya mudah runtuh, digunakan/diisi lumpur
bentonite
3. Dasar
lubang bor, dibersihkan dan bekas-bekas pengeboran dengan menggunakan bucket.
4. Rangkaian
penulangan tiang bor dimasukkan, bila perlu penyambungan, digunakan sambungan
las agar kuat menahan.
5. Pembersihan
ulang bila masih ada kotoran, dengan menggunakan alat penyedot khusus.
6. Pasang
pipa tremi untuk pengecoran beton, sampai ke lubang dasar bor.
7. Pengecoran
beton tiang bor, sambil menarik/mencabut casing.
8. Tiang
bore selesai dan siap dihubungkan dengan pile cap.
Gambar 21. Tahapan metode bore pile dari tahap 1-4
Gambar 22. Tahapan metode bore pile dari tahap 5-8
Tiang Franki
Metode Tiang Franki merupakan penggabungan
antara Tiang Pancang dan Tiang Bor, yaitu mengkombinasikan pemancangan dan
pengecoran. Urutan pelaksanaan Franki Pile dapat dijelaskan sebagai berikut
1.
Temporary casing ditancapkan pada posisi
titik tiang, kemudian diisi adukan beton kering secukupnya sebagai sumbat
(plug) yang terbuat dari beton
Gambar 23. Temporary casing yang sudah diisi plug
siap ditumbuk dengan hammer
2.
Plug ditumbuk dengan hammer, dan plug
akan turun diikuti oleh pipa casing, air
tanah tidak akan masuk ke pipa casing karena ada plug
Gambar 24. Plug dan pipa casing ditumbuk hingga ke
lapisan tanah keras
3.
Setelah mencapai kedalaman yang
dikehendaki, casing ditahan dan plug tetap ditumbuk sampai keluar dari pipa casing,
dan bentuknya akan membesar. Bendolan ini digunakan sebagai penahan tiang (end
bearing capacity)
Gambar 24. Bendolan untuk menahan tiang (end bearing
capacity)
4.
Proses penumbukan plug didasar casing hanya
akan menimbulkan getaran dan suara yang relatif kecil sehingga tidak mengganggu
seperti tiang pancang. Setelah kedalaman cukup, lalu dilanjutkan dengan
memasukkan penulangan tiang dan pipa tremi, pipa tremi ini berfungsi sebagai
pengatur jatuhnya beton pada saat pengecoran.
|
5.
Pengecoran tiang beton dilakukan dengan
pipa tremi sambil mengangkat temporary casing
Gambar 26. Pengecoran dan pengangkatan casing
6.
Tiang Franki selesai dan siap
dihubungkan dengan pile cap. Pada sistem ini tidak ada tanah yang dibuang.
Gambar 27. Tiang Franki selesai.
DAFTAR PUSTAKA
http://amriwidiangga.blogspot.com/2013/01/beton-prategang-prestressed-concrete.html
(diakses tanggal 16 Februari 2014)
http://sastrasipilindonesia.wordpress.com/2011/06/20/bab-iv-beton-pratekan-beton-prategang/
(diakses tanggal 16 Februari 2014)
http://youtube.com
(diakses tanggal 16 Februari 2014)
http://www.ilmusipil.com/perencanaan-pondasi-tiang-pancang
(diakses tanggal 16 Februari 2014)
http://robertdesignstructure.blogspot.com/2012/12/pondasi-tiang-bor.html
(diakses tanggal 16 Februari 2014)
ngambarnya kok ngak muncul ya mbak ya
BalasHapusngambarnya kok ngak muncul ya mbak ya
BalasHapusGambarnya ga keluar T_T
BalasHapusgAmbarnya mana mba -_-
BalasHapus